Quantcast
Channel: Naqiyyah Syam
Viewing all articles
Browse latest Browse all 912

Bedah Buku Anak Rantau di Lampung dan Tips Menulis Novel Ala A. Fuadi

$
0
0
bedah buku anak rantau karya ahmad fuadi di lampung

Assalamualaium Sahabat Smart Mom, 

Ini memang bukan pertama kali aku bertemu dan mengikuti bedah bukunya A. Fuadi. Tapi, tetap saja aku excited banget buat hadir. Lagi perlu amunisi buat menulis panjang. Nah, alhamdulillah aku mendapat kursi ikut bedah buku Anak Rantau karya A. Fuadi ini di Bank Indonesia Lampung berkat ajakan Mbk Sasha, soalnya kuota dari panitia udah habis hehe... Untuk itu, sebagai oleh-oleh dan tanda syukur, aku menuliskan ini. Semoga teman-teman yang belum hadir jadi ikutan termotivasi ya. Bedah Buku Anak Rantau dimulai dengan kata sambutan dari Bank Indonesia. 


Tak lama A. Fuadi naik ke atas panggung, memutarkan video perjalanannya dari seorang santri menjadi penulis novel best seller. Dibuka dengan kata motivasi yang ciamik sekali, “Salah satu maju untuk melompat lebih jauh adalah menulis. Efek menulis membuka beberapa kemungkinan.” Anwar Fuadi atau disingkat A.Fuadi ini awalnya seorang wartawan tempo dan pernah hijrah ke London. Kini orang mengenalnya sebagai penulis novel mega best seller, Trainer dan Inspirator, Mendirikan Paud Menara, mendapat Juara 1 Karya Fiksi terbaik dan semua dimulai dari kata Man Jadda Wa Jaddah! 
"Ada yang tertarik keliling dunia?" tanya A. Fuadi.
Peserta tentu saja menjawab mauuuu dengan suara yang bergemuruh saking rame dan semangatnya. Salah satu cara bisa keliling dunia adalah dengan menulis. Menulis dapat beasiswa, bisa keliling dunia loh! Menulis seperti karpet merah agar bisa terbang kemana-mana.Kalimat ini membuat aku terpekur lama. Yap, selama ini aku pun karena menulis bisa diundang kemana-mana, bisa mencoba

bedah buku anak rantau karya ahmad fuadi di lampung

Bedah Buku Novel Anak Rantau 

Anak Rantau terbit 2007 setelah 4 th tidak menulis novel. Anak Rantau ceritanya cerita saya adalah anak kota yang harus ke kampungnya. Bukan dari awal atau mulainya, tapi Sesungguhnya kita merantau karena merantau di dunia dan kapan kembali Novel Anak Rantau bercerita mengenai Hepi, usia 15 th dari Jakarta hidupnya tidak bahagia tapi ibunya sudah meninggal. Dont worry be happy. “Nak kita pulang kampung!“ Luar biasakan pengalaman saat pulang kampung. Mereka pulang kampung ke Padang. Setelah 2 minggu di Padang, Ayahnya bilang.


bedah buku anak rantau karya ahmad fuadi di lampung


“Sudah saatnya kita pulang, tapi hanya Ayah yang ke Jakarta, kamu tetap di Padang!” Hepi menjadi anak terbuang. Sudah tidak punya ibu, lalu Ayahnya pulang ke Jakarta. Iya merasa terluka. Ia memberontak. Ia bernjanji akann pulang sendiri dengan uang sendiri dengan dendam yang besar! Apa masalahnya si Hepi ini mencarian obat luka. Pada dasarnya luka tidak akan bisa sembuh tanpa diobati. Sering luka hati kita memaafkan saat lebaran, tapi rasa luka tetap dipelihara. Luka bisa diobati dengan kata maaf. Tapi selalu ingatkan. Maafkan, lupakan! Bagiku yang sangat menghujam kalimat ini : Luka tempat kita belajar Kalau tidak tidak luka Mungkin kita tidak tahu rasanya sakit. Suatu hari...

Tips Menulis Novel A. Fuadi 


 1. Awal menulis dari potongan novel, share di medsos lihat tanggapan pembaca. 
 2. Ketika ada cover, minta masukan ke pembaca karena bukan hanya isi tapi perwajahan itu penting. Ratusan judul buku yang covernya, judulnya. Ketika ada contoh cover buku di IG silakan pilih yang mana. Nah, pilihan pembaca ini akan mempengaruhi keputusan membuat cover. Bahkan A. Fuadi menyiapkan cover yang dirancang sendiri selain yang disiapkan oleh penerbit. 
 3. Keunikan A. Fuadi, selalu menyiapkan peta untuk pembaca novelnya. Ini akan membantu pembacanya dalam menguatkan imajinas. 


bedah buku anak rantau karya ahmad fuadi di lampung

 Motivasi Menulis Novel A. Fuadi 


Why? Mengapa saya menulis? 

Disiapkan sebelum menulis. Pertanyaan filosopi, tapi ini pertanyaannya penting. Nawaitunya itu penting! Belum tentu langsung tahu. Jika belum menemukan alasan mengapa menulis, cari alasan kita kenapa kita menulis. “Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.” 



How? Bagaimana menulis?

Setiap orang punya cara menulis. Akan punya cara masing2 apa pun caranya bisa dipelajari. Satu hal, perlu riset. Referensi buku lain, foto, diari dll. Riset Negeri 5 Menara dengan riset pulang ke kampung halaman. A. Fuadi melapor ke ibunya ingin membuat novel. Ibunya diam tapi langsung menyerahkan sebuah kotak berisi kumpulan surat-suratnya selama 4 tahun. Suratnya dikoleksi. Bahan risetnya luar biasa. Perasaan luar biasa. Bahan dramatis adalah tulisan. A. Fuadi membaca diarynya yang ditulis sejak usia 15 th. Membaca kembali akan mendapatkan feel dan emosinya. Bongkar album foto , wawancara dll. A. Fuad melakukan riset karena belum ada buku tema pesantren, maka ia mengambil tema itu. A. Fuadi juga menyiapkan Kamus Bahasa Indonesia dan Kamus padanan kata. 

When? Kapan Menulis? 

Setiap orang punya jam biologis sendiri-sendiri. Nulislah mulai dari sekarang. Nulis setiap hari, “Saat itu saya masih ngantor. Sehari bisa 1 halaman. Nah, setahun sudah berapa halaman? Menulislah yang baik-baik. Menulis yang baik yang tidak malu-maluin kita. Best seller itu bonus. Itu luruskan niat, subyek yang familiar dan lakukan riset latihan terus dan menulis lagi setiap hari. Dicicil setiap hari. Sedikit-sedikit lama-lama jadi buku.

a fuadi penulis novel anak rantau

Selain itu di acara Bedah buku ada beberapa pertanyaan yang dari peserta mengenai proses menulis A. Fuadi, salah satunya ada Tia yang kuliah di HI-Unila, “Saya suka nulis tapi satu minggu, dua minggu ditulis dibaca ulang saya membandingkan dengan karya orang lain, sehingga 1-2 th tapi belum menemukan gaya saya menulis. Bagaimana menemukan gaya menulis agar tidak seperti orang lain?” tanya Tia. Langsung dijawab A. Fuadi dengan resep menulis keren ini. “Gaya menulis tidak langsung bisa. Kalau melukiskan juga kayak gitu menulis juga dengan lukisan master. Pada masa menulis pisahkan dengan edit. free wriring. Tulis aja dulu sampai selesai, baru diedit. Masa mengedit tidak kalah penting di waktu menulis.” 


 Lain lagi penanya kedua yang pengen tahu gimana sih menghadapi Writing block? Sebenarnya masih banyak lagi yang akan kuulas dari Bedah Buku A.Fuadi lalu, namun cukup sekian dulu ya. Sahabat Smart Mom bisa lihat di IG Tapis Blogger kegiatan Bedah Buku Anak Rantau ya. Semoga catatan kecil di atas bermanfaat.

Viewing all articles
Browse latest Browse all 912